Cari Blog Ini

Site Links

About

Featured Posts

Featured Posts

Featured Posts

Site Links

Rabu, 16 Januari 2019

Filled Under:

Review Film Sunshine

Share

Menuju Matahari dalam Film Sunshine

Science Fiction (sci-fi), atau yang dalam Bahasa Indonesianya fiksi ilmiah, adalah genre film favorit saya melebihi genre film lainnya. Pada tahun 2007 silam ada sebuah film bergenre sci-fi yang nyaris luput dari perhatian insan perfilman dan menurut saya film tersebut adalah salah satu film sci-fi bagus yang kurang mendapat apresiasi atau dengan kata lain underrated. Film yang dimaksud adalah Sunshine. Film ini dibuat oleh rumah produksi DNA Films dan Ingenious Film Partners serta diedarkan oleh 20th Century Fox. Sutradara yang membesut film ini adalah Danny Boyle, pria asal Inggris yang sebelumnya menyutradarai film 28 Days Later dan Slumdog Millionare.


Image result for sunshine movie poster 2007

Film ini dibintangi sederet aktor dan aktris terkenal Hollywood, seperti Cillian Murphy yang berperan sebagai fisikawan bernama Robert Capa; Chris Evans yang berperan sebagai Mace, seorang engineer (teknisi); Michelle Yeoh yang berperan sebagai biologis bernama Corazon; Hiroyuki Sanada yang berperan sebagai Kaneda, kapten Icarus II; Rose Byrne yang berperan sebagai Cassie, pilot Icarus II; Benedict Wong yang berperan sebagai Trey, navigator Icarus II; Troy Garity yang berperan sebagai Harvey, petugas komunikasi; Cliff Curtis yang berperan sebagai Searle, petugas medis dan psikolog; dan Mark Strong yang berperan sebagai Pinbacker, kapten Icarus I.

Dikisahkan pada tahun 2057 matahari menjadi redup dan diperkirakan akan terus meredup dan mengancam kehidupan umat manusia. Diutuslah sekelompok astronot menuju matahari untuk menyelamatkan umat manusia dari kepunahan dengan meluncurkan bom nuklir berukuran raksasa ke inti matahari dan meledakkannya sehingga matahari dapat bersinar terang kembali. Berangkatlah delapan orang astronot menuju matahari dengan menaiki pesawat ruang angkasa Icarus II yang juga mengangkut bom nuklir berukuran raksasa. Misi ini adalah misi kedua menuju matahari setelah tujuh tahun sebelumnya misi Icarus I gagal mencapai matahari dan hilang bersama tujuh awaknya.

Ketika mendekati orbit planet Merkurius, Icarus II menangkap sinyal darurat dan ternyata sinyal darurat tersebut berasal dari Icarus I yang selama ini dinyatakan hilang. Mereka memutuskan untuk merapat ke Icarus I dan menyelidiki apa yang terjadi dengan Icarus I beserta awaknya sebelum melanjutkan misi utama mereka. Ternyata keputusan ini menjadi awal dari teror yang akan menghampiri semua awak Icarus II. Apa yang terjadi dengan Icarus I beserta awaknya? Apa atau siapakah yang akan meneror kru Icarus II? Akankah misi menyelamatkan umat manusia dapat mereka lanjutkan? Untuk mengetahuinya silakan menonton filmnya.

Film bertemakan sci-fi horor atau sci-fi thriller sudah banyak bermunculan sebelumnya. Sunshine bukanlah film yang menawarkan tema cerita yang baru, sebut saja film Alien yang bertemakan sci-fi horor yang sudah lebih dahulu hadir dan menjadi film ikonik sepanjang masa. Diceritakan di film tersebut tentang sekelompok awak pesawat kargo yang menangkap sinyal darurat dan lalu mendarat di planet/bulan tempat sinyal tersebut berasal. Walaupun ada kemiripan cerita dengan film Alien, akan tetapi sutradara Danny Boyle mampu mengemas film ini menjadi salah satu film yang patut diperhitungkan di kancah perfilman sci-fi.

Visual efek (CGI) dan desain produksi di film ini sangat mengagumkan! Terang, besar, dan panasnya matahari dengan sangat nyata digambarkan di film ini. Kemudian pesawat Icarus I dan Icarus II divisualisasikan dengan begitu megah dan besarnya sehingga kita merasa sangat kecil jika dibandingkan dengannya. Bentuk dari pesawat Icarus juga berbeda dengan kendaraan luar angkasa di film sci-fi lainnya. Dengan bentuk seperti payung atau parabola, menjadikan bagian depan pesawat tersebut sebagai perisai atau pelindung dari cahaya dan panasnya matahari. Kemudian bentuk dan desain pakaian luar angkasa yang digunakan oleh para awak Icarus II untuk melakukan spacewalk di film ini juga sangat orisinil. Dengan warna keemasan, kaca intip yang kecil dan sempit, serta terkesan berat, menjadikan pakaian luar angkasa di film ini begitu berbeda dengan pakaian luar angkasa di film sci-fi lainnya. Bukan tanpa alasan mengapa desain pakaian luar angkasa di film ini dibuat seperti demikian, melainkan agar terkesan nyata dan realistis. Warna keemasan dikenal sebagai pemantul cahaya yang baik dibandingkan warna lainnya sehingga suhu di dalam pakaian luar angkasa ini tidak meningkat drastis akibat cahaya matahari yang menerpanya. Begitu juga dengan kaca intip yang sempit yang berfungsi untuk melindungi wajah dan pengelihatan para astronot dari cahaya matahari yang sangat terang dan membutakan serta radiasi yang mematikan, mengingat misi mereka kali ini sangat dekat dengan permukaan matahari. 


Selain visual efek dan sinematografi yang mengagumkan, film ini juga ditunjang oleh Soundtrack, musik, serta score yang memukau. Intensitas dan ketegangan dalam setiap adegan di film ini dibangun dari sondtrack, musik dan score yang digarap dengan apik oleh komposer musik terkenal John Murphy sehingga mampu membangkitkan emosi para penonton saat menonton film ini. 

Karakter, penokohan, dan akting yang kuat menjadikan film ini menjadi menarik untuk disimak. Karakter dan penokohan yang kuat dan matang membuat setiap tokoh di film ini menjadi nyata dan tidak terkesan klise atau dengan kata lain masing-masing tokoh di film ini memiliki karakternya tersendiri. Seperti dapat kita lihat pada tokoh Searle yang diperankan oleh aktor Selandia Baru berdarah Maori, Cliff Curtis, yang juga tampil dalam film Colombiana dan The Meg. Pada level psikologis dia begitu terobsesi dengan matahari dan cahayanya sehingga mengabaikan keselamatan kru lainnya. Begitu juga dengan karakter Trey yang diperankan aktor Inggris keturunan Tiongkok, Benedict Wong, yang juga tampil di film Doctor Strange dan Annihilation. Perasaan sangat bersalah dapat kita lihat dalam karakternya karena dia merasa bertanggungjawab atas kematian salah satu kru Icarus II. Karakter yang kuat dapat kita lihat dari tokoh Kaneda yang diperankan aktor Jepang, Hiroyuki Sanada, yang juga tampil dalam film The Wolverine dan Life. Sebagai kapten dari misi Icarus II dia rela turun tangan untuk memperbaiki panel pelindung Icarus II yang rusak. Walaupun tidak terlalu menonjol, karakter para tokoh dan akting aktor serta aktris lainnya di film ini juga tidak kalah ciamik. 

Image result for sunshine movie 2007


Gaya penceritaan di film ini menggunakan perspektif orang pertama dari tokoh Robert Capa, seorang fisikawan yang diperankan oleh aktor Irlandia, Cillian Murphy, yang juga tampil dalam film Inception dan Dunkirk. Tokoh Capa seakan bercerita kepada kita (penonton) mengenai perjalanannya beserta awak Icarus II dalam menjalankan misi menyelamatkan umat manusia dari kepunahan. Kita dapat mendengar narasi dari apa yang dipikirkan oleh tokoh Capa di awal dan di akhir film. Walaupun pada satu adegan kita juga dapat mendengar monolog/narasi dari tokoh Cassie, pilot Icarus II yang diperankan oleh aktris Australia, Rose Byrne, yang juga tampil dalam film Knowing, Insidious dan Insidious: Chapter 2, tetapi itu hanyalah bentuk ingatan (flash back) tokoh Capa mengenai apa yang tokoh Cassie pernah katakan kepadanya sebelumnya. Secara keseluruhan kita seakan melihat cerita di film ini melalui tokoh Capa atau dengan kata lain from Capa's point of view. 

Sunshine adalah film yang sangat layak mendapat apresiasi!

Trailer:





Oleh Riko Wahyudi, 16 Januari 2019

4 komentar:

  1. nih film rekomendasi banget , filmnya bagus bener .

    indoxxi

    BalasHapus
  2. Terima kasih juga sudah memberikan komentarnya. Silakan juga lihat review film lainnya di blog saya ini :-)

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih sudah memberikan komentarnya. Silakan juga lihat review film lainnya di blog saya ini :-)

      Hapus

2014 © Movieism
Designed By Templateism | Templatelib